Sejauh Aku Tersesat (Cerpen atau Cerita Pendek)


           Jauh hingga diriku sediri tak dapat memprediksi kapan aku pulang untuk melihat pertama kali akau diciptakan. Memberikan tujuan yang lebih mulia yang ada didunia ini di bumi. Aku memang tidak memiliki jurus dalam artian mengendalikan sesuatu atau yang terdapat di alam untuk kukendalikan  demi membungkam kejahatan orang lain, juga untuk menutupi kekuranganku . Hal yang harus dikendalikan manusia adalah dirinya sendiri, bukan batu, air, entah segala macam yang dikendalikan secara fisik juga dapat dikuasai. Tetapi keyakinan demi melangkah maju menuju masa depan masing-masing yang telah diharapkan. Kehilangan keyakinan berarti kau gagal dalam mengendalikan diri sendiri, dan hidupmu didunia menjadi buta.

            Tersesat tempat yang gelap, mulai takut melangkah dalam hidupmu. Banyak kebohongan yang akan kau lakukan, hanya ingin dirimu diakui ditempat yang salah. Hati kecilmu sangat merasakan bahwa dirimu tidak ingin kembali ke terowongan yang sama. Penolakan tersebut mengubah dirimu, agar tidak melangkah maju ataupun melangkah untuk berubah. Hasrat yang kau inginkan didunia tidak tercapa sesuai nurani. Hidup ini penuh ketakutan dan gelap, bahawa hati ini telah digenggam selain diriku. Penyesalan terus aku alami karena rasa salahku, aku tak pernah menginginkan ini. Selalu kuingat masa kecilku betapa senangnya melihat diriku tumbuh dewasa menjadi orang baik seperti pahlawan yang aku dambakan.

            Sekarang betapa gelapnya hidupku mencari diriku selain aku. Keinginanku sekarang dan selamaya aku mengakhiri ketakutanku juga untuk terus melangkah ke depan dengan tujuan pertama kali aku diciptakan didunia yang sangat indah ini. Aku ingin kembali menolong diriku, hidup berlanjut dengan kesenanganku yang sebenarnya jalan itu benar. Mohon untuk diriku maafkan kesalahanku tadi, hidup demi kebenaran menjadi orang baik secara artian luas semua memiliki tujuan spesifik yang harus diperbuat.


            Kadang tidak dapat dipahami bila dijelaskan secara lisan. Siapa aku, mengapa aku tetap menginginkan kehidupan, semua jawaban ada dinuraniku sebagai manusia yang tinggi derajatnya dalam amal yang dapat diperbuat. Tolong aku nuraniku untuk menguatkan keyakinanku, bahwa hidupku yang telah diciptakan ini, tidak akan disia-siakan, bertahan hidup yang lebih baik hanya untuk Sang Pencipta.         

Comments

Popular posts from this blog

Tepung Terigu dan Standar Nasional Tepung Terigu

PT. So Good Food Jl. Raya Solo - Boyolali

Tepung Tapioka kegunaannya dan Standar Nasional