Posts

Showing posts from November, 2013

Cerpen : Jiwa tak pernah berhenti

Jiwa tak pernah berhenti Raga selalu berbuat tapi jiwa selalu tahu petunjuk dimana kita harus berbuat apa. Aktivitas yang dijalani dalam sehari ada 24 jam. Sebaik-baiknya diri kita harus berbuat segala dan hindari diam walau satu detik. Tugas kita emban memang banyak, tinggal bagaimana cara kita untuk mengaturnya. Saat semua yang dilihat terkadang harus diperbaiki. Satu tanggung jawab belum selesai, sering berpikir muluk-muluk. Hidup didunia ini banyak ilmuwan apa yang tidak mungkin. Berputarnya jarum pada jam bertambahnya penemuan baru. Kemudahan kehidupan manusia bertambah mudah, apabila dimanfaatkan dengan ilmu. Kemajuan zaman juga diiringi dengan kehancuran dunia. Tidak semua orang mempunyai pikiran yang sama. Perbedaan itulah yang menjadi langkah awal saat kita mengawali perubahan. Banyak negara yang berawal dari kesatuan bukan Republik, negara-negara tersebut dibangun dari sebuah Pemerintahan Kerajaan dengan pergantian kekuasaan. Banyak masyarakat yang memilih untuk negara

Cerpen : Maafkan Aku Sibuk Ibu

Maafkan Aku Sibuk Ibu Tugas tak henti-hentinya Aku dapatkan pada masa kuliah ini. Jarkom atau jaringan komunikasi, yaitu informasi yang didapat dari pihak kampus tentang jadwal kuliah, praktikum, ujian, dan lain-lain pokoknya banyak dijamin tu penting bagi lo mahasiswa. Menumpuknya tugas membuatku lupa dengan tanggung jawab rumah. Sering dimarahin Ibu karena ngerjain tugas gak pake waktu normal. Belum jadi karyawan tapi seringnya ngelembur ampe malem. Esoknya lemas, kalau suruh bantu Ibu bersih-bersih atau tugas rumah lain sering ngeluh, alasan lah, lebay-lebay gitu, jadi membentuk kepribadian Egois. Aku sering ngiri dengan anak-anak kos karena mereka tidak diganggu orang tua dengan segabrek aktivitas. Saat cerita dengan teman-temanku yang ngekos, suka dukanya jadi anak yang diberi tanggung jawab untuk apa-apa sendiri. Semenit sesudah cerita mereka dilontarkan, hatiku kayak mata anak kecil yang kehilangan mainan, yaitu mewek abis. Tidak semua yang Aku pikirkan enak bagi orang la

Cerpen : Maafkan Aku Sibuk Ibu

Maafkan Aku Sibuk Ibu Tugas tak henti-hentinya Aku dapatkan pada masa kuliah ini. Jarkom atau jaringan komunikasi, yaitu informasi yang didapat dari pihak kampus tentang jadwal kuliah, praktikum, ujian, dan lain-lain pokoknya banyak dijamin tu penting bagi lo mahasiswa. Menumpuknya tugas membuatku lupa dengan tanggung jawab rumah. Sering dimarahin Ibu karena ngerjain tugas gak pake waktu normal. Belum jadi karyawan tapi seringnya ngelembur ampe malem. Esoknya lemas, kalau suruh bantu Ibu bersih-bersih atau tugas rumah lain sering ngeluh, alasan lah, lebay-lebay gitu, jadi membentuk kepribadian Egois. Aku sering ngiri dengan anak-anak kos karena mereka tidak diganggu orang tua dengan segabrek aktivitas. Saat cerita dengan teman-temanku yang ngekos, suka dukanya jadi anak yang diberi tanggung jawab untuk apa-apa sendiri. Semenit sesudah cerita mereka dilontarkan, hatiku kayak mata anak kecil yang kehilangan mainan, yaitu mewek abis. Tidak semua yang Aku pikirkan enak bagi orang la

Cerpen : Kenapa harus takut

Kenapa harus takut Disini gak perlu merasa tertinggal, semua sama pada hidup butuh makan. Ngapain pergi udah nyantai aja. Husss... jangan malas lho, itu namanya kebablasan. Duduk diantara teman, hanya tahu teman, jarang ngobrol, duduk bareng-bareng hanya diem aja. Nikmati aja menyenangkan, kayak main petak umpet, rasa gembiranya baru ngumpet noh, dimana sih? Hehe gak secepat itu kaleee gampang ditemuinnya harus butuh proses bro, waktu yang terlewatkan sebagai pengorbanan. Setiap kali kita berpisah dengan teman-teman satu kelompok yang sudah seperti saudara sendiri. Entah itu berpisah saat mereka pada pulang rumah atau saat ada acara lain. Saat itulah diri merasa kesepian butuh teman kenalan walau hanya satu udah lebih dari cukup. Kenyataannya saja sebelum berkenalan dengan orang lain saja seribu satu pernyataan yang diutarakan oleh batin kita semua berisi alasan untuk menjauhi orang lain, biar tidak kenal. Jadi kapan sayangnya kalau gitu? Gak usah dijawab, jangan berpikir orang

Cerpen : Hanya Bisa Dilihat, Tidak Dimiliki

Hanya Bisa Dilihat, Tidak Dimiliki “Masya Allah indahnya dirimu, sungguh cantik”, terucap seketika saat melihat diri seorang wanita lewat. Cantik wajahmu membekas dipupil mataku. Aku seperti bertemu apa yang Aku tunggu tapi belum tepat waktunya. Wajah yang bersinar saat memandang, dimana saja kamu yang cantik itu. Sebenarnya Aku sudah mengetahui beberapa bulan yang lalu tetapi tak ingin diriku menggubris kecantikanmu. Iman yang melindungiku biar tidak melampaui batas kemaksiatan. Sesaat menyadari dalam tugasmu yang menjagakelas kuliahku pada waktu ujian, manisnya dirimu dipandang. Hati dengan kecepatan kilat membentang untuk mengucap, “Istigfar”. Waktuku hilang hanya ada Aku dank mu saat itu. Kekuatan Imanku yang terus menjagaku, agar tidak terjerumus dalam terowongan gelap yang berakibat pada kelupaan akan rencana masa depan sering dikatakan cita-cita. Teringat dirimu dengan kata pelan, “maukah kau menerima cintaku untukmu”. Pikiran di otakku berharap kau mendengarkan ini, walau
Mengapa musti Marah             Malam hari yang sangat melelahkan menempel dibadanku, dengan rasa senang aku tak boleh melewatkan acara talkshow menarik yang ditayangankan oleh salah satu stasiun televise terkenal. Melihat acara televisi tersebut, pikiranku berlari kencang untuk membuat planning hari yang akan dating atau besuk. Tak ada pikiran akan membuat kegagalan, aku tak ingin waktuku terbuang karena hanya melihat iklan yang tiap kali datang. Aku rasa optimisme tinggi aku membaca buku favoritku, yaitu cara mencari uang sampingan. Brau selesai satu lembar bacaan yang aku baca, acara televisi mulai tampil, buku aku tutup sebentar. Baru beberapa menit berlalu, “Eh iklan berjumpa kembali dilayar televisi yang baru bagus-bagusnya ditonton”. Ngantuk mendekatiku, ada sebuah bantal disampingku, pelan-pelanku geser, bersadarlah tubuh lelah ini. Bermaksud hanya sebentar, kedua mata menempel begitu saja, suara yang menurutku mengganggu kehidupan mimpi lelapku berbunyi keras, tak ada me