Cerpen : Kenapa harus takut
Kenapa
harus takut
Disini
gak perlu merasa tertinggal, semua sama pada hidup butuh makan. Ngapain pergi
udah nyantai aja. Husss... jangan malas lho, itu namanya kebablasan. Duduk
diantara teman, hanya tahu teman, jarang ngobrol, duduk bareng-bareng hanya
diem aja. Nikmati aja menyenangkan, kayak main petak umpet, rasa gembiranya
baru ngumpet noh, dimana sih? Hehe gak secepat itu kaleee gampang ditemuinnya
harus butuh proses bro, waktu yang terlewatkan sebagai pengorbanan. Setiap kali
kita berpisah dengan teman-teman satu kelompok yang sudah seperti saudara
sendiri. Entah itu berpisah saat mereka pada pulang rumah atau saat ada acara
lain. Saat itulah diri merasa kesepian butuh teman kenalan walau hanya satu
udah lebih dari cukup.
Kenyataannya
saja sebelum berkenalan dengan orang lain saja seribu satu pernyataan yang
diutarakan oleh batin kita semua berisi alasan untuk menjauhi orang lain, biar
tidak kenal. Jadi kapan sayangnya kalau gitu? Gak usah dijawab, jangan berpikir
orang lain harus mengerti kita tapi dibalik, kita sendiri yang harus mengerti
dia. Kalau egois terus ya udah game over aja deh, gak jadi main pertemanan,
point yang kita dapet bukan beutiful
future hanya bad pass, masa lalu
yang berlarut-larut. Ego hanya menimbulkan kepuasan nafsu hati tapi kamu pernah
denger gak sih suara lembut yang selalu menantang mu saat kau berperilaku
seperti dinosourus, keras mengerikan
siap gigit kapan saja. Hati kecil mu bro yang melawan berapa garangnya dirimu
untuk keluar lintasan yang penuh sesat. Pernah dengar kah kalian, suara lembut
tersebut? Sering aku mengambil keputusan yang berunjuk menjadi tindakan, kata
lembut itulah yang sering jadi pertimbanganku.
Saat
memilih tujuan yang kita ambil ada resikonya, makanya kalau asal-asal memilih
jadinya setengah-setengah terkadang gak jadi atau nihil. Dari itu semua perlunya tujuan yang matang, ingin merasa
tidak tertinggal harus mempunyai tujuan sesuai dengan apa yang kita inginkan,
dan ingat jangan sekali-kali itu ngikut-ngikut temen yang sebenarnya bertolak
kebalik dengan perasaan diri saat berkarya. Takut tak perlu, tapi beranilah
mencoba perbuatan kecil yang akan menuntunmu menjadi pribadi yang percaya diri,
tahu siapa aku, bukan sebagai followers. Bagaimana mencari peluang dan tulislah
tujuan yang kita miliki setinggi mungkin, apabila kita terjatuh belum sampai
dasar masih ada ranting yang masih menjaga agar tak terjatuh lagi. Semangat
saat menghadapi tugas itulah dirimu seharusnya, tapi jangann pikir tugas
Sekolah aja. Juga tanggung jawabmu sebagai umat manusia yang sebenarnya Agama,
warga sipil, sebagai anak, kakak, dan apa yang kau inginkan, itu semua harus
kau tanggung tanpa ada rasa beban.
Comments
Post a Comment