Sanitasi Pekerja

Tujuan praktikum, “Sanitasi Pekerja” adalah :
a.       Membuktikan adanya mikroorganisme pada kebersihan tangan.
b.      Memahami status kebersihan pada pekerja. 

Tabel 3.1. Status Kebersihan Tangan
Kelompok
Perlakuan
Jumlah M.O
Keterangan
1
Tanpa cuci tangan
+++
Alkohol dan tanpa cuci tangan paling banyak karena kontaminasi alkohol lebih banyak bakteri mungkin ketika dibuka cawan lebar
2
Dicuci tanpa sabun
++
3 dan 4
Dicuci dengan sabun
++
5 dan 6
Dicuci dengan alkohol
+++
7
Tanpa dicuci tangan
++
8
Dicuci tanpa sabun
++
9 dan 10
Dicuci dengan sabun
+
11 dan 12
Dicuci dengan alkohol
+++
Sumber: Laporan Sementara
Pengaruh yang disebabkan terutama pada pangan akan mempercepat pembusukan, menimbulkan pertumbuhan jamur, memberikan rasa asam, merusak kehigienisan suatu produk pangan, dan membebaskan masuk kontaminasi zat berbahaya. Kebersihan tangan sangat penting dalam menjaga keamanan suatu kegiatan yang akan dilakukan untuk menghindari berbagai penyakit yang disebabkan oleh tangan itu sendiri. Hasil jumlah mikroorganisme yang terbanyak terdapat pada perlakuan dicuci dengan alkohol dan tanpa cuci tangan. Perlakuan kebersihan tangan dicuci dengan alkohol yang dilakukan oleh kelompok 5, 6, 11, dan 12 diperoleh jumlah mikroba yang hidup banyak, cepat berkembangbiak.
Alkohol yang digunakan sebagai antiseptik untuk kebersihan tangan memiliki sifat mudah menguap jadi tidak butuh pengering. Semprotan alkohol yang dipakai cepat kering jadi kemungkinan tangan tertangkap oleh pengaruh mikroba rentan, apa lagi saat penempelan tangan dalam cawan yang telah diberi agar sebagai wadah kehidupan mikroba yang dapat berkembang. Pembukaan cawan yang berlebihan dan kurang teraturnya penghitungan waktu saat pembukaan cawan sangat mempengaruhi jalan masuknya mikroba pada cawan, semakin lama kita membuka cawan, semakin banyak mikroba yang masuk dari udara yang menjadi siklus kehidupan mikroba itu sendiri. Perlakuan kebersihan tangan tanpa cuci tangan jumlah mikroorganisme yang berkembangbiak terbanyak terhadap hanya pada kelompok 1, sedangkan pada kelompok 7 dengan perlakuan yang sama hanya mengalami pengaruh mikroba yang hidup cukup tidak seperti kelompok 1. Ini adanya perbedaan antara praktikkan yang kurang menjaga kebersihan tangannya sendiri, kegiatan yang dilakukan oleh praktikkan sebelum pengujian status kebersihan tangan yang melibatkan tangannya untuk berbagai kegiatan, dan lingkungan praktikkan yang kurang bersih sebelum adanya pengujian.
Pengujian ini membuktikkan bahwa perlakuan yang dilakukan oleh kelompok 1, mikroba tahan hidup di tangan dari faktor-faktor yang dipengaruhi oleh tangan itu sendiri, seperti suhu tangan, kerutan pada tangan sebagai tempat sembunyi mikroba, jari-jari tangan yang terhubung dengan sering menempel memudahkan mikroba berkembangbiak tempat satu ke yang lain, dan lingkungan yang menjadi penentu kehidupan mikroba. Kelompok 7 yang memiliki perlakuan sama terhadap kelompok satu pada pengujian status kebersihan tangan menghasilkan jumlah mikroorganisme yang cukup, hasil itulah yang telah dilakukan oleh praktikkan sebagai contoh kebersihan yang dijaga praktikkan itu sendiri, tetapi masih memiliki pengaruh yang tidak dapat dikatakan sedikit atau cukup dalam jumlah mikroba yang berkembang. Kedua perlakuan dicuci tanpa sabun yang dilakukan oleh kelompok 2 dan 8, menunjukkan jumlah mikroba yang hidup cukup.
Mikroba yang hidup dari saat air mengalir dikran ke tangan, air hanya membilas tanpa ada gerakan menggesek antara tangan satu dengan yang lain. Mikroorganisme yang terbawa air hanya sedikit, air tidak memiliki antiseptik jadi sifatnya hanya memindahkan bakteri. Dicuci dengan sabun perlakuan yang digunakan pada status kebersihan tangan ke 3 (tiga), menunjukkan hasil yang dilakukan kelompok 3 dan 4 memiliki jumlah mikroorganisme yang cukup, berbeda yang dilakukan oleh kelompok 9 dan 10 memiliki hasil jumlah mikroorganisme yang sedikit. Kelompok 3 dan 4 memiliki mikroorganisme yang cukup banyak ini, disebabkan saat mengeringkan tangan udara yang terdapat disekitar tidak dijamin kesterilannya, perlakuan praktikkan saat menjaga tangan mengeringkan kurang diperhatikan, dan tangan sebelum kering bila menyenggol salah satu benda akan menyebabkan mikroba hidup di tangan. Kelompok 9 dan 10 pada perlakuan dicuci menggunakan sabun dapat meminimalkan jumlah mikroba, sabun sendiri memiliki antiseptik yang dapat membunuh mikroba, gerakan yang menggeseak pada kedua tangan dapat mematikan kuman berulang-ulang, dan busa yang dihasilkan sebagai pelican untuk memudahkan mikroba terserap air.
Berdasarkan uji sanitasi pekerja yang melibatkan status kebersihan tangan dapat dipengaruhi pertumbuhan mikrooganisme yang mengkontaminasi sebagai sumber yang akan merusak bahan industri pangan. Bakteri atau mikroorganisme berupa, Staphilococci, Streptococcus sp., Micrococcus sp., dan Sarcina.  Bakteri yang terdapat di dalam makanan mempunyai ukuran yang sangat kecil, yaitu sebagian besar mempunyai ukuran panjang sel 1 sampai beberapa mikron (1 mikron = 1/1000 mm). Cara membersihkan tangan dapat dengan menggunakan sabun, alkohol, air, dan lain-lain. Sabun adalah alat antiseptik yang digunakan untuk membunuh kuman secara cepat dengan bantuan busa yang dihasilkan dengan kadar yang banyak, biasanya pertumbuhan mikroba sedikit atau hamper tidak ada. Alkohol adalah suatu senyawa kimia yang bersifat mudah menguap, sifat itulah juga berpengaruh dengan kebersihan udara, alat ini mampu mematikan kuman dengan menghentikan pertumbuhannya asalkan dijamin dengan ruang yang terjaga atau steril. Air adalah bahan penting atau pokok yang digunakan dalam rumah tangga, berfungsi membersihkan kuman pada tangan yang bersifat hanya sementara (Winarno, 1982).
Senyawa antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba. Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptik dan desinfektan. Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakan pada kulit, misalnya alkohol dan deterjen. Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai, dan peralatan (Afrianto, 2008).  Pada teori tersebut perlakuan yang menyimpang terdapat dikelompok 1, 3, 4, 5, 6, 11, dan 12. Dapat dilihat dari teori telah menjelaskan seharusnya mikroorganisme yang tumbuh tidak teralu banyak, tetapi pada status kebersihan tangan ini dihasilkan jumlah mikroorganisme yang berbeda-beda dengan kadar yang masing melebihi dari teori. Adanya faktor-faktor ruang, tempat, udara, air, dan praktikkan sebagai penyebab penting kontaminasi mikroorganisme. Yang tumbuh pada agar adalah bakteri, bakteri yang hidup berupa, Staphilococci, Streptococcus sp., Micrococcus sp., dan Sarcina. Staphilococci adalah bakteri yang hidup pada kulit sebagai bakteri pembusuk bahan pangan. Streptococcus sp., Micrococcus sp., dan Sarcina, yaitu ketiga bakteri yang terdapat di dalam makanan mempunyai ukuran yang sangat kecil, yaitu sebagian besar mempunyai ukuran panjang sel 1 sampai beberapa mikron (1 mikron = 1/1000 mm).                         

Comments

Popular posts from this blog

PT. So Good Food Jl. Raya Solo - Boyolali

Tepung Terigu dan Standar Nasional Tepung Terigu

Tepung Tapioka kegunaannya dan Standar Nasional