ROTI TAWAR IKAN NILA MERAH
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Salah satu jenis
ikan air tawar yang banyak dikonsumsi di Indonesia salah satunya adalah ikan
nila merah. Ikan ini memiliki daging yang cukup tebal, selain itu aroma dan
rasa daging ikan netral sehingga ikan ini cocok digunakan untuk filet (potongan
daging tanpa tulang). Pemanfaatan limbah tulang ikan hasil filet saat ini belum
optimal, sebenarnya tulang ikan nila merah
memiliki beberapa manfaat. Kalsium yang terdapat pada tulang ikan
sebanyak 14% dari unsur utama tulang ikan lain yaitu forsor dan karbonat.
Kalsuim sangatlah dibutuhkan manusia karena fungsinya sebagai metabolism tubuh,
pembentuk tulang dan gigi. Tubuh manusia memiliki tingkat kebutuhan kalsium
berbeda menurut usia dan jenis kelamin.
Konsumsi roti
tawar sebagai pengganti nasi sudah semakin membudaya seiring dengan tuntutan
hidup untuk lebih praktis dan menghemat waktu khususnya di masyarakat perkotaan. Kandungan roti tawar yang dijual saat ini
umumnya hanya mengandung protein, karbohidrat dan lemak akan tetapi jumlah
kalsium roti tawar yang dijual saat ini umumnya relatif rendah. Padahal kalsium
sangat dibutuhkan terutama pada anak-anak sebagai masa pertumbuhanya yaitu
sebesar 600 mg per hari sedangkan pada dewasa yaitu 800-1000 mg per hari.
Fortifikasi tepung tulang ikan nila merah yang
mengandung kalsium cukup tinggi ke dalam adonan roti tawae dimaksudkan dapat
membantu memenuhi kebutuhan kalsium dan disukai masyarakat terutama masyarakat
perkotaan yang biasanya mengkonsumsi roti tawar sebagai makanan pokok pengganti
nasi dipagi hari. Untuk itu makalah ini dibuat untuk mengetahui apasaja
pengaruh penambahan tepung tulang ikan nila dalam adonan roti tawar dan juga
penerimaan konsumen terhadap roti tawar yang telah termodifikasi tersebut.
2.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana cara
pengolahan roti tawar dengan fortifikasi tepung tulang nila merah?
b.
Apa pengaruh penambahan
fortifikasi tepung nila merah pada adonan roti tawar?
c.
Apa manfaat penambahan
fortifikasi tepung nila merah pada roti tawar?
d.
Bagaimana tanggapan
panelis terhadap uji organoleptik roti tawar dengan fortifikasi tepung tulang
nila merah?
3.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui cara
pengolahan roti tawar dengan fortifikasi tepung tulang nila merah.
b.
Untuk mengetahui
pengaruh dari fortifikasi tepung nila merah pada adonan roti tawar.
c.
Untuk mengetahui
manfaat fortifikasi tepung nila merah pada roti tawar.
d.
Untuk mengetahui
tanggapan panelis terhadap uji organoleptik roti tawar dengan fortifikasi
tepung tulang nila merah.
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN
1.
Roti Tawar
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang
pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi
(pengembangan), dan pemanggangan
dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti
memiliki tekstur yang khas. Roti merupakan sumber karbohidrat
disamping nasi dan mie. Dilihat dari
cara pengolahan akhirnya, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus,
dipanggang, dan yang digoreng. Roti tawar merupakan jenis roti yang disukai karena
masyarakat dapat menentukan sendiri pilihan rasa yang akan ditambahkan pada
roti tawar. Roti tawar dipilih karena telah banyak dikenal secara luas
dikalangan masyarakat dan dikonsumsi oleh berbagai usia (Justicia dkk, 2012).
Roti tawar umumnya dapat mengembang akibat aktivitas ragi Saccharomyces
cerevisiae yang membebaskan gas CO2 selama proses fermentasi. Gas CO2 dapat tertahan dalam adonan jika
tepung mengandung gluten. Proses
pembuatan roti tawar tersebut pada dasarnya sama saja.
Perbedaannya, roti ditambahkan essens yang
dilakukan pada saat pencampuran adonan. Banyaknya penambahan essens untuk satu kg adonan sekitar
seperempat sendok teh.
Sementara perbedaan roti dengan atau tanpa kulit adalah proses yang
dilakukan setelah roti matang.
Selain menggunakan ragi dan gluten, dalam pembuatan roti tawar juga akan
ditambahkan beberapa bahan lainnya, yaitu susu bubuk, gula, garam, bread improver, shortening, dan air
(Arlene dkk, 2009).
2. Tepung Ikan Nila Merah
Tepung merupakan bahan baku utama roti. Tepung yang biasa
digunakan untuk roti
adalah tepung gandum, jagung, havermouth, dsb. Untuk roti yang
memerlukan pemuaian, lebih baik digunakan tepung gandum,
karena beberapa jenis
protein yang terdapat pada gandum jika dicampur dengan air akan
menghasilkan glutein. Glutein inilah yang dapat membuat
roti mengembang selama
proses pembuatan. Jaringan sel-sel ini juga cukup kuat untuk menahan gas
yang dibuat oleh ragi sehingga adonan tidak mengempis
kembali. Tepung tulang ikan nila merah adalah
tepung yang memiliki warna putih dengan tekstur tepung halus 100 mesh. Tepung
tulang ikan nila merah memiliki rasa amis, apabila dalam pembuatan roti
ditambahkan terlalu banyak, rasa tersebut mudah dideteksi, karena rasa ini
merupakan khas dari tepung (Justicia
dkk, 2012).
Menurut
Maulida (2005) tulang ikan mengandung kalsium yang tinggi dalam bentuk kalsium
fosfat yaitu sebanyak 14% dari total penyusun tulang. Unsur utama dari tulang
ikan adalah kalsium, fosfor, dan karbonat. Kalsium merupakan unsur penting yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena kalsium berfungsi dalam metabolisme tubuh,
pembentukan tulang, dan gigi. Salah satu produk pangan yang dapat ditambahkan
kalsium adalah roti tawar. Kolagen merupakan salah satu jenis protein yang
banyak terdapat pada tulang ikan dan mempunyai sifat dapat mengikat air
(Trimandana, 2009). Menurut Baskoro (2008) tepung tulang nila merah memiliki
kandungan kalsium sebesar 9,02%.
B. KANDUNGAN / MANFAAT
Beberapa kandungan dan manfaat
pembuatan roti tawar dari tepung tulang ikan nila merah, yaitu :
1.
Kalsium dalam roti
sebagai penambah kandungan gizi terutama pada kandungan kalsium roti itu
sendiri. Kalsium merupakan unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,
karena kalsium berfungsi dalam metabolisme tubuh, pembentukan tulang, dan gigi (Justicia dkk, 2012).
2.
Kolagen merupakan salah
satu jenis protein yang banyak terdapat pada tulang ikan dan mempunyai sifat
dapat mengikat air (Trimandana, 2009).
3.
Fosfor memiliki manfaat
menjaga kesehatan tulang, melancarkan urinasi, menjaga kesehatan otak, membantu
sintesa protein, membantu pencernaan, dan menjaga keseimbangan hormon.
C.
PROSES
PEMBUATAN ROTI TAWAR IKAN NILA MERAH
Proses pembuatan roti tawar tepung tulang ikan nila merah
ini terbagi menjadi dua, yaitu proses pembuatan tepung tulang ikan nila merah
dan proses pembuatan roti tawar itu sendiri. Berikut akan dijelaskan satu
persatu cara pembauatannya.
1.
Proses pembuatan
tepung tulang ikan nila merah
a.
Tulang ikan segar
yang terdiri dari bagian tulang punggung sampai tulang ekor kemudian dicuci
dengan air mengalir
b.
Tulang ikan dikukus
selama 10 menit
c.
Tulang dibersihkan
dari sisa daging yang menempel dan bagian lainnya yang tidak dibutuhkan,
kemudian dicuci dengan air mengalir.
d.
Tulang ikan yang
telah dibersihkan dimasukkan kedalam air mendidih dan direbus selama 30 menit
pada sushu 100oC
e.
Pemotongan tulang
hingga tulang berukuran 5 cm.
f.
Pemotongan tulang
dimasukkan ke dalam panci presto dengan api besar setelah presto berbunyi
kemudian menggunakan apimkecil selama 2 jam agar tulang ikan menjadi lunak
g.
Potongan tulang
dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 120oC selama 35 menit
h.
Tulang yang sudah
kering dihaluskan menggunakan blender hingga halus
i.
Tepung yang dihasilkan
diayak menggunakan ayakan dengan ukuran 100 mesh sehingga didapatkan tepung
tulang ikan yang homogen (Asni, 2004).
Berikut diagram alir prosesnya
2.
Proses pembuatan
roti tawar
Bahan
berupa terigu, tepung keladi, ragi, bahan pengembang, gula dan susu bubuk full
creamdiaduk menggunakan mixer dengan kecepatan rendah hingga tercampur
rata. Air es kemudian dimasukkan
kedalam adonan, diaduk dengan kecepatan rendah hingga tercampur rata. Kecepatan dinaikan ke kecepatan
sedang, diaduk kembali hingga kalis selama 15 menit. Garam dan mentega putih kemudian
dimasukkan, pengadukan dengan mixer dilanjutkan dengan kecepatan tinggi hingga tercampur rata selama
10 menit sampai adonan menjadi kalis. Adonan selanjutnya dibentuk bulatanbesar
dan dilakukan fermentasi awal dengan meletakkan adonan pada waskom selanjutnya
ditutupmenggunakan lap basah selama 35 menit. Adonan yang telah mengalami
fermentasi awal dikempiskandan selanjutnya diuleni kembali selama 15 menit.
Adonan
yang telah diuleni tersebut dibentuk bulatan kembali, selanjutnya adonan dirol/digiling dengan
rol kayu hingga terbentuk lembaran dengan ketebalan 2 cm. Lembaran tersebut kemudian digulung,
setelah digulung adonan tersebut dimasukkan ke dalam loyang ukuran 18x7x6 cm yang sebelumnya telah
diolesi mentega. Selanjutnya loyang yang telah berisi adonan diletakkan kedalam
waskom dan ditutup lap basah kemudian difermentasi kembali selama 60 menit.
Adonan kemudian
dioven dengan suhu 1800C selama 25 menit. Roti tawar yang telah mengalami
proses pengovenan
dikeluarkan dari loyang kemudian didinginkan
(Bramtarades, 2012).
Gambar
4.2 diagram alir proses pembuatanroti tawar (Koswara, 2009).
D.
KARAKTERISTIK
ROTI TAWAR IKAN NILA MERAH
Dalam melakukan penilaian terhadap kualitas suatu produk roti, maka penilaian
dapat dilakukan terhadap karakteristik eksternal, internal, dan kualitas makan.
Roti yang berkualitas memiliki karakteristik eksternal tertentu, di
antaranya memiliki volume yang cukup; warna kulit roti coklat keemasan;
pemanggangan merata; bentuk simetris; dan memiliki kulit roti yang tipis.
Sedangkan karakteristik internal, di antaranya warna bagian dalam (crumb)
yang cerah; pori-pori seragam dengan dinding pori yang tipis; tekstur halus
,lembut dan tidak bersifat remah; aroma khas roti yang segar dan
menyenangkan.
Parameter mutu yang sangat penting lainnya adalah kualitas makan.
Roti dengan kualitas makan yang baik memiliki rasa yang memuaskan, tidak
meninggalkan aftertaste yang tidak menyenangkan; dan ketika dikunyah
terasa enak dan lembut, tidak keras maupun lengket di mulut (Anonima, 2010).
Karakteristik roti tawar menggunakan tepung tulang
ikan nila merah sebagai berikut :
1.
Roti dengan
penambahan tulang ikan nila merah memiliki warna kulit coklat keemasan
2.
Bagian dari
roti tawar putih hal ini disebabkan karena tepung ulang nila merah memiliki
warna yang putih sehingga roti tawar mempunyai warna yang relatif sama dengan
roti tawar biasanya.
3.
Aroma pada
roti tawar tepung tulang ikan nila merah memiliki aroma yang khas gandum
seperti layaknya roti tawar yang lain
KESIMPULAN
1.
Tepung tulang ikan nila merah
adalah tepung yang memiliki warna putih dengan tekstur tepung halus 100 mesh .
2.
Karakteristik internal, di
antaranya warna bagian dalam (crumb) yang cerah; pori-pori seragam
dengan dinding pori yang tipis; tekstur halus ,lembut dan tidak bersifat
remah; aroma khas roti yang segar dan menyenangkan.
3.
Karakteristik eksternal
tertentu, di antaranya memiliki volume yang cukup; warna kulit roti coklat
keemasan; pemanggangan merata; bentuk simetris; dan memiliki kulit roti
yang tipis.
4.
Parameter mutunya adalah
kualitas makan. Roti dengan kualitas makan yang baik memiliki rasa yang
memuaskan, tidak meninggalkan aftertaste yang tidak menyenangkan; dan
ketika dikunyah terasa enak dan lembut, tidak keras maupun lengket di mulut.
5.
Aroma pada
roti tawar tepung tulang ikan nila merah memiliki aroma yang khas gandum
seperti layaknya roti tawar yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. http://restumuljati.wordpress.com/2010/08/17/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kualitas-produk-roti/. Diakses
tanggal 27 November 2014 pada pukul 20.59 WIB
Arlene,
Ariestya dkk. 2009. Pembuatan Roti Tawar
dari Tepung Singkong dan Tepung Kedelai. Simposium Nasional RAPI VIII 2009
ISSN : 1412-9612. Universitas Katolik Parahyangan. Bandung.
Asni, Y. 2004. Studi Pembuatan Biskuit Dengan Penambahan Tepung Tulang
Ikan Patin (Pangasius hipopthalmus). Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan, IPB Bogor. 74 Hal
Bramtarades, I Gusti Putu Bayu. 2012. Formulasi Terigu Dan Tepung Keladi
Pada Pembuatan Roti Tawar.
Justicia,
Ainy dkk. 2012. Fortifikasi Tepung Tulang
Nila Merah sebagai Sumber Kalsium terhadap Tingkat Kesukaan Roti Tawar.
Jurnal Perikanan dan Kelautan ISSN : 2088-3137 Vol. 3, No. 4 Desember 2012:
17-27. UNPAD. Padjajaran.
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. eBookPangan.com
Trimandana,
Farid Rahman. 2009. Pemanfaatan Kolagen
dari Tepung Tulang Ikan yang Berbeda pada Surimi Ikan Nila (Oreochromis
niloticus Linn.). Tesis Program Studi Teknologi Pengolahan Perikanan.
UNDIP. Semarang.
Comments
Post a Comment