Pembuatan Bakso Ayam
BAB III
METODOLOGI
1.
ALAT
a.
Panci
b.
Kompor
c.
Blender
d.
Grinder
e.
Pisau
f.
Mixer
g.
Plastik
h.
Telenan
i.
Baskom
j.
Penumbuk
2.
BAHAN
a.
Daging
ayam 1 kg
b.
Tepung
tapioka
c.
Garam
d.
Air
es
e.
Merica
f.
Bawang
putih
3.
CARA KERJA
a. Pembuatan bakso dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Timbang 1 kg daging dan 50 gram garam dapur digiling
dalam gilingan daging.
2. Daging giling kemudian dimasukkan ke dalam blender dan
ditambahkan 100-1000 gram tepung tapioka (tergantung selera, atau mutu bakso
yang dihasilkan). Campuran tersebut dihancurkan selama setengah menit lalu
dikeluarkan untuk dicetak.
3. Adonan yang sudah jadi, dicetak dengan tangan dengan
bantuan sendok.
4. Bakso yang telah dicetak segera dimasukkan ke dalam
air hangat 60oC-80oC dan dibiarkan sampai mengambang.
Setelah mengambang bakso dipindahkan ke dalam air mendidih dan dipanaskan
sampai bakso matang, yaitu sekitar 10 menit.
5. Bakso yang matang ditiriskan, warna, dan kehalusannya
dilihat secara visual, keempukan dengan cara digigit, kekenyalan dengan cara
dipijat atai digigit, rasa serta aroma dengan dicicip. Bakso siap dikonsumsi.
Pembuatan
bakso terdiri dari persiapan bahan, penghancuran daging, pencampuran bahan dan
pembuatan adonan, pencetakan dan pemasakan. Persiapan bahan meliputi pemilihan
daging dan penyiangan bahan tambahan lainnya. Daging bisa dipilih yang segar,
bersih atau dibersihkan dari lemak permukaan dan jaringan ikat atau urat.
Penghancuran
daging bertujuan untuk memecah serabut daging, sehingga protein yang larut
dalam larutan garam akan mudah keluar. Penghancuran daging untuk bakso dapat
dilakukan dengan cara mencach, menggiling atau mencincang sampai lumat. Alat
yang biasa digunakan antara lain pisai, pencincangan (chopper), atau penggiling (grinder).
Pembentukan
adonan dapat dilakuakan dengan mencampur seluruh bagian bahan kemudian
menghancurkannya sehingga membentuk adonan. Atau dengan mwnghancurkan dagig
bersama-sama terlebih dulu, baru kemudian dicampurkan bahan-bahan lain dengan
alat yang sama atau menggunakan mixer.
Garam
dapur memiliki fungsi sebagai pemberi rasa pada produk bakso. Garam dapur
selain memberi rasa juga sebagai pelarut protein, pengawet dan meningkatkan
daya ikat air dari protein daging. Pemakaina garam dalam pembuatan bakso
berkisar antara 5-10% dari berat daging.
Tekstur
dan keempukan produk bakso dipengaruhi oleh kandungan airnya. Penambahan air
pada adonan bakso diberikan dalam bentuk es batu atau air es, supaya suhu
adonan selama penggilingan tetap rendah. Dalam adonan, air berfungsi melarutkan
garam dan menyebarkannya secara merata keseluruh bagian masa daging, memudahkan
ekstraksi protein dari daging dan membantu dalam pembentukan emulsi. Air
ditambahkan sampai adonan mencapai tekstur yang dikehendaki. Jumlah penambahan
air biasanya berkisar antara 20-50% dari berat daging yang digunakan. Untuk menghasilkan
tekstur adonan yang sama, semakin banyak penambahan tepung semakin banyak air
yang ditambahkan.
Pemasakan
bakso biasanya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, bakso dipanaskan dalam
panci berisi air hangat sekitar 60oC sampai 80oC, sampai
bakso mengeras dan mengambang di permukaan air. Pada tahap selanjutnya, bakso
dipindahkan ke dalam panci lainnya yang berisi air mendidih, kemudian direbus
sampai matang, biasanya sekitar 10 menit. Pemasakan bakso dalam dua tahap
tersebut dimaksudkan agar permukaan produk bakso yang dihasilkan tidak keripuk
dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang terlalu cepat.
Comments
Post a Comment