BENTUK PENGOLAHAN SUSU
Susu segar
merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan
yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan
vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Nilai gizinya yang tinggi juga
menyebabkan susu merupakan medium yang sangat disukai oleh mikrooganisme untuk
pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu
menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani secara benar.
Mikroorganisme
yang berkembang didalam susu selain menyebabkan susu menjadi rusak juga
membahayakan kesehatan masyarakat sebagai konsumen akhir. Disamping itu
penanganan susu yang benar juga dapat menyebabkan daya simpan susu menjadi
singkat, harga jual murah. Kerusakan pada susu disebabkan oleh
terbentuknya asam laktat sebagai hasil fermentasi laktosa oleh koli. Fermentasi
oleh bakteri ini akan menyebabkan aroma susu menjadi berubah dan tidak disukai
oleh konsumen. Beberapa
cara pengolahan susu segar, sebagai berikut :
A. Susu Homogen
Susu homogen adalah susu yang telah mengalami homogenisasi. Proses
homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan besarnya globula-globula lemak susu.
Apabila setelah proses homogenisasi dilakukan penyimpanan pada suhu 10-15 °C
selama 48 jam tidak akan terjadi pemisahan krim pada susu. Didalam susu yang
belum dihomogenisasi, globula-globula lemak ini besarnya tidak seragam yaitu
antara 2-10 mikrometer. Alat untuk menyeragamkan globula-globula lemak tersebut
disebut homogenizer
(Buckle
et al., 1987). Ketidakhomogenan didalam
pembuatan produk-produk olahan susu tertentu, salah satu misalnya es krim,
karena hasilnya tidak akan terasa halus, tetapi kerugian susu homogen adalah
mudah mengalami creaming yaitu memisahnya kepala susu (krim) dibagian
atas terpisah dari
serum yang terletak dibagian bawah. Homogenisasi dapat meningkatkan viscositas
(viscosity) +
10 %
(Ismoyo dan Hakim, 1999).
Tahapan
proses homogenisasi dapat dilakukan dengan :
1. Single stage homogenization, digunakan untuk
homogenisasi:
a.
Produk dengan kandungan
lemak rendah
b.
Produk yang memerlukan
homogenisasi berat (heavy)
c.
Produk yang memerlukan
viscositas tinggi
2. Two stage homogenization, digunakan untuk:
a.
Produk dengan kandungan
lemak tinggi
b.
Produk dengan kandungan
bahan kering (konsentrasi susu) tinggi
c. Produk dengan viscositas rendah.
B. Susu Bubuk
Susu segar baik dengan
atau tanpa rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian
dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun
dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full
cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak (partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder),
tiga jenis ini dari kelompok susu bubuk untuk diolah (SNI 01-2970-1999)
Prinsip pembuatan susu bubuk adalah menguapkan sebanyak mungkin
kandungan air susu dengan cara pemanasan (pengeringan). Tahap-tahap pembuatan
susu bubuk adalah perlakuan pendahuluan, pemanasan pendahuluan, pengeringan dan
pengepakan.
Pada perlakuan pendahuluan yang harus dikerjakan adalah
penyaringan, separasi dan standarisasi. Penyaringan bertujuan memisahkan
benda-benda asing misalnya debu, pasir, bulu, dan sebagainya yang terdapat
dalam susu. Separasi bertujuan untuk memisahkan krim dan susu skim. Terutama
dikerjakan apabila ingin dibuat sebagai produk olahan bubuk krim atau bubuk
skim
(Ismoyo dan Hakim, 1999).
Tujuan pemanasan pendahuluan adalah menguapkan sebagian air yang
terkandung oleh susu, sampai mencapai kadar kurang lebih 45-50% saja. Alat yang
digunakan untuk pemanasan pendahuluan adalah evaporator. Untuk memanaskan
digunakan udara yang bersuhu antara 65-177oC tergantung jenis produk yang dibuat (Ernawati et al., 1986).
Standarisasi adalah membuat susu menjadi sama komposisinya. Hasil
susu dari peternak yang berbeda komposisinya dicampur sampai homogen yaitu
dengan cara mengaduk ataupun dengan menuang susu dari wadah yang satu ke wadah
yang lainnya. Ada dua macam (tipe) alat yang digunakan dalam pengeringan yaitu:
1.
Silindris (drum dryer)
2. Semprotan
Macam-macam susu bubuk:
1.
Susu penuh yaitu susu bubuk
yang dibuat dari susu segar yang tidak mengalami separasi, yaitu kadar lemaknya 26% dan kadar airnya
5%.
2.
Bubuk susu skim yaitu susu
bubuk yang dibuat dari susu skim. Susu ini banyak mengandung protein, kadar
airnya 5%.
3.
Bubuk krim atau bubuk susu
mentega. Dibuat dari krim yang mengandung banyak lemak.
4. Bubuk whey, bubuk susu coklat, bubuk susu instant dan lain-lain.
C. Mentega
Mentega adalah produk olahan susu yang bersifat plastis, diperoleh
melalui proses pengocokan (Churning) sejumlah krim. Mentega yang baik
harus mengandung lemak minimal 80%. Kadar air maksimal 16%, kadar protein
maksimal 1% dan MSNF (Milk Solids-Non-Fat) tidak lebih dari 2 %. Warna kuning
pada mentega disebabkan oleh zat warna β karoten dalam krim. Nilai gizi mentega
banyak tergantung pada kandungan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan
makanan yang berenergi tinggi (7-9 kalori/g), tidak mengandung laktosa dan
mineral serta berprotein rendah. Ada 4 macam tipe mentega yang diproduksi antar
lain:
1.
Sweet cream salted
butter
2. Cultured salted butter (Nothern Europe)
3.
Cultured unsalted
butter (EEC Country)
4. Sweet cream unsaltedd butter (Produksi
meningkat dibanding yang lain)
Lemak mentega sebagian besar terdiri dari asam palmitat, oleat dan
stearat serta sejumlah kecil asam butirat dan asam lemak sejenis lainnya. Bahan
lain yang terdapat dalam jumlah kecil adalah vitamin Air susu, E, dan D serta
sebagai flavour adalah diasetil, lakton, butirat dan laktat. Susu yang
digunakan untuk pembuatan mentega :
1.
Berasal dari ternak yang
sehat
2.
Susu yang ditangani dan
disimpan pada kondisi yang bersih dan suhu rendah.
3. Bau tidak enak yang berkembang saat susu dihasilkan dapat pindah
kementega.
Satu contoh adalah ketengikan yang disebabkan oleh pembebasan asam
lemak oleh enzym lipase yang disebut lipolysis. Bila lipolysis terjadi sebelum
penyimpanan (storage) asam lemak bebas akan ada pada mentega dengan
konsekuensi yang serius pada rasa produk yang dihasilkan. Ini penting juga
untuk transportasi susu dengan sistem pipa, penyimpanan dalam tangki pendingin.
Pengolahan susu harus hati-hati dengan demikian kandungan asam lemak bebas pada
susu tidak meningkat
(Hadiwiyoto, 1994). Bahan untuk membuat
mentega :
1.
Susu segar
2.
Garam
3.
Pewarna
Alat yang digunakan:
1.
Cream separator (dapat
dimodifikasi)
2.
Alat pemanas (panci dan
kompor)
3.
Alat pengocok (Churn)
Skema/cara pembuatan mentega dapat dilihat pada Gambar 3. Bila cream
separator tidak ada, pemisahan krim dapat dilakukan dengan cara berikut:
susu segar dimasukkan kedalam wadah yang bermulut lebar dan disimpan di lemari
pendingin yang bersuhu 5-10oC selama 12 jam. Lapisan krim yang berwarna
kuning akan berada dibagian permukaan, krim ini dapat diambil dengan sendok
atau dengan memasukkan selang plastik kedasar wadah dan menyedot serumnya
hingga yang tertinggal hanya krimnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., R. A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Woolton., 1987. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta.
Ernawati et al., 1986. Pengaruh Penanganan Lama Penyimpanan
terhadap Kualitas Air Susu Sapi. Media Peternakan Vol: 50-59. Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hadiwiyoto, S., 1994. Pengujian
Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Iswoyo dan Hakim,
1999. Uji Fisik dan Kimiawi Susu Kental
Manis “Cap Enak” di PT. Indomilk Jakarta. Jurnal Sainteks Vol: VII No. 1:
84-88. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.
Comments
Post a Comment