Kerusakan Minyak pada Penggorengan terhadap Angka Asam dan Peroksida Minyak dari Kremes yang ditambahkan Tepung Kunyit


Minyak Goreng mengalami kerusakan apabila dipanaskan berulang kali, kontak dengan air, udara, dan logam. Kerusakan minyak yang terjadi selama proses peggorengan meliputi oksidasi, polimerasi, dan hidrolisis. Kerusakan minyak akibat pemanasan selama proses penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan pangan yang digoreng. Indikator kerusakan minyak antara lain adalah angka peroksida dan asam lemak bebas. Angka peroksida menunjukkan banyaknya kandungan peroksida di dalam minyak akibat proses oksidasi dan polimerasi. Asam lemak bebas menunjukkan sejumlah asam lemak bebas yang dikandung oleh minyak yang rusak, terutama karena peristiwa oksidasi dan hidrolisis (Sudarmadji, 1989).
Minyak yang rusak akibat peristiwa oksidasi, akan menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik dan cita rasa yang tidak enak, juga terjadi kerusakan berbagai vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat di dalamnya, di samping telah terbukti pula adanya aktivitas karsinogenik dalam minyak yang telak dipanaskan. Dampak karsinogenik terhadap tubuh adalah menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksinibonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh (Ketaren, 1986).
Kerusakan minyak dapat diatasi dengan pemberian zat antioksidan. Zat antioksidan yang dikenal ada 2, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Telah dilaporkan bahwa penggunaan antioksidan sintetik seperti Butylated Hydroxy Anisole (BHA) dan Butylated Hydroxy Toluene (BHT) dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kesehatan manusia yaitu gangguan fungsi hati, paru, mukosa usus, dan keracunan pada dosis tertentu. Antioksidan alami hampir terdapat pada semua tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sebagai contoh asam sitrat yang bersumber dari jeruk, β-karoten pada wortel, dan kurkumin pada kunyit (Ketaren, 2005).
Proses penggorengan yang banyak dilakukan menggunakan tepung dan dicampur dengan bumbu berbahan dasar kunyit banyak dijumpai sebagai contoh digunakan untuk membuat kremes, lapisan menggoreng lapisan ikan dan tempe. Pada pembuatan kremes, kunyit difungsikan sebagai penguat rasa. Proses penggorengan seperti ini mengakibatkan warna kuning dalam minyak. Penambahan kunyit dalam adonan tepung untuk menggoreng bahan makanan diduga menahan terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolisis pada minyak. Pratagani (2016) pemberian larutan kunyit yang menghambat reaksi oksidasi pada ikan tembang. Kunyit mengandung kurkumin dan mempunyai kemampuan alamiah untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi (Rukmana, 1995).

Sumber Referensi :
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi : Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia.
Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia.
Prastagani, W. 2016. Pengaruh Frekuensi Penggorengan terhadap Angka Asam dan Peroksida Minyak Jelantah dari Kremes yang Ditambahkan Tepung Kunyit. Publikasi Ilmiah. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rukmana, R. 1995. Kunyit. Yogyakarta: Kanius.
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty. 



Comments

Popular posts from this blog

Tepung Terigu dan Standar Nasional Tepung Terigu

PT. So Good Food Jl. Raya Solo - Boyolali

Tepung Tapioka kegunaannya dan Standar Nasional