Telur dalam pembuatan Egg roll dan fungsinya lain

Telur merupakan yang mesti ada dalam pembuatan Egg roll. Telur bersama tepung membentuk kerangka atau struktur (proteinnya) cake, selain itu telur juga menyumbangkan kelembaban (mengandung 75% air dan 25% solid) sehingga kue kering menjadi empuk, aroma, penambah rasa, peningkatan gizi, pengembangan atau peningkatan volume serta mempengaruhi warna dari Egg roll. Telur yang biasa digunakan dalam pembuatan roti yaitu telur ayam. Telur berfungsi memperbaiki nilai gizi roti, meningkatkan cita rasa, dan membantu pembentukan tekstur serat roti yang lebih halus. Kandungan lesitin di dalam kuning telur membantu mengemulsi adonan sehingga struktur adonan lebih kompak (Sutomo, 2007).
Penggunaan bahan telur sebagai bahan pengembang, pengental, pelindung, pengikat, penyedap, pengemulsi, dan pengilat (glazing). Dalam adonan kue, peran telur, citarasa kue makin kaya di samping mengembang selama pemanggangan. Telur bersifat lengket. Jika ditambahkan bahkan kering seperti tepung maka telur akan mengikatnya menjadi satu adonan. Saat adonan dimasak atau dipanggang maka telur akan membeku dan daya ikatnya semakin permanen (Wirakusumah, 2005).
Telur dikenal sebagai bahan makanan yang mengandung protein, sehingga sangat baik untuk memenuhi kebutuhan protein dalam tubuh.Telur Ayam Negri, ciri-cirinya : Bentuknya lonjong, warna kulitnya kuning kecoklatan, banyak dihidangkan sebagai lauk-pauk atau hiasan untuk hidangan. Telur Ayam Kampung, ciri-cirinya : Bentuknya lonjong, ukurannya lebih kecil dari telur ayam negri, warnanya putih agak kecoklatan, warna kuning telurnya lebih pekat daripada telur ayam negri, kuning telurnya biasa digunakan untuk campuran jamu. Telur dapat mempengaruhi tekstur kue karena mempunyai daya emulsi sehingga menjaga kestabilan adonan dan sebagai pengikat bahan-bahan lain dalam adonan, memberi rasa lezat dan menambah nilai gizi (Purwanita, 2013).

Berdasarkan syarat mutu telur SNI 01-3926-1995 dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6.Standarisasi Nasional Indonesia Telur Ayam
No.
1
Faktor Mutu
2
Mutu I
3
Tingkatan Mutu
Mutu II
4
Mutu III
5
1
Kerabang
a.    Kerabang
b.    Bentuk
c.    Kelicinan


d.    Kebersihan

Utuh
Normal
Licin (halus)


Bersih bebas dari kotoran yang menempel maupun noda

Utuh
Normal
Boleh ada bagian-bagian yang kasar

Bersih bebas dari kotoran yang menempel, boleh ada sedikit noda

Utuh
Boleh Abnormal
Boleh Kasar


Bersih bebas dari kotoran yang menempel, boleh ada noda
2.
Kantong udara (dilihat dengan peneropongan)


a.    Kedalaman
b.    Kebebasan bergerak
Kurang dari 0,5 cm
Tetap ditempat
0,5-0,9 cm
Bebas bergerak
1 cm atau lebih
Bebas bergerak dan mungkin seperti busa
3
Keadaan putih telur terlihat dengan (peneropongan)


a.    Kebersihan



b.    Kekentalan
Bebas dari noda (darah, daging atau benda asing lainnya)
Kental
Bebas dari noda (darah, daging atau benda asing lainnya)

Sedikit encer
Boleh ada sedikit noda tetapi tidak boleh ada benda asing lainnya
Encer, tetapi kuning telur belum tercampur dengan putih telur
4
Keadaan putih telur terlibat dengan (dilihat dari peneropongan)


a.    Bentuk
b.    Posisi
c.    Bayangan batas-batas
d.    Kebersihan
Bulat
Ditengah
Tidak Jelas

Bersih
Agak gepeng
Ditengah
Agak jelas

Bersih
Gepeng
Agak kepinggir
Jelas

Boleh ada sedikit noda
5
Bau
Khas
Khas
Khas
Sumber : Badan Standarisasi Nasional
Sutomo, Budi. 2007. Sukses Wirausaha Roti Favorit. Puspa Swara. Jakarta.   
Wirakusumah, Emma S. 2005. Menikmati Telur. Gramedia. Jakarta.
SNI. 1995. Standar Nasional Telur Ayam. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. Jakarta.
Purwanita, Ratna Sulistyani. 2013. Pembuatan Egg Roll Tepung Sukun (Artocarpus Altilis) dengan Penambahan Jumlah Tepung Tapioka yang Berbeda. Jurnal Penelitian No. 3, Vol. 1, Hal. 1-157. UNDIP. Semarang. 


Comments

Popular posts from this blog

Tepung Terigu dan Standar Nasional Tepung Terigu

Tepung Tapioka kegunaannya dan Standar Nasional

PT. So Good Food Jl. Raya Solo - Boyolali