Lidah Buaya, Klasifikasi dan Berbagai Manfaat
Berikut adalah kedudukan taksonomi
dari lidah buaya menurut Furnawanthi (2002).
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliflorae
Suku : Liliaceae
Marga : Aloe
Jenis : Aloe barbadensis Miller
Terdapat beberapa jenis Aloe yang umum dibudidayakan, yaitu Aloe
sorocortin yang berasal dari Zanzibar, Aloe barbadensis Miller, dan Aloe
vulgaris. Namun lidah buaya yang saat ini dibudidayakan secara komersial di
Indonesia adalah Aloe barbadensis Miller atau yang memiliki sinonim Aloe
vera Linn (Suryowidodo, 1988). Tanaman ini ditemukan Phillip Miller,
seorang pakar botani Inggris pada tahun 1768.
Lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang fungsional
karena semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan. Lendir lidah buaya kaya
akan nutrisi serta zat pelembab dan mengandung kurang lebih 96% air, aloektin B
yang menstimulasi sistem imun dan memberikan lapisan perlindungan pada bagian
kulit yang rusak serta mempercepat tingkat penyembuhan. Antrakuinon dan
kuinonnya memiliki efek untuk menghilangkan rasa sakit (analgetik). Saponin
lidah buaya ber-peran sebagai pembersih sekaligus antiseptik. Kandungan
polisakarida (terutama glukomannan) yang bekerja sama dengan asam-asam amino,
enzim oksidase, enzim katalase, lipase, dan pro-tease memecah jaringan kulit
yang sakit akibat kerusakan dan membantu memecah bakteri, se-hingga lendir
bersifat antibiotik dan penggati sel yang rusak.
Tanaman ini
mendapat julukan medical plant (Tanaman obat) atau master healing
plant (tanaman penyembuh utama) karena memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia. Salah satu khasiatnya adalah membantu penyembuhan luka.
Khasiat ini didukung oleh berbagai penelitian yang dilakukan pada tahun 1990-an
yang menunjukkan bahwa luka bakar yang sederhana hingga parah dapat disembuhkan
selama enam hari dengan se-lalu mengoleskan lendir lidah buaya, berbeda de-ngan
luka yang hanya dibalut dengan pembalut kasa.
Publikasi American
Pediatric Medical Associ-ation menunjukkan bahwa pengolesan krim yang
mengandung 25% lendir lidah buaya pada per-mukaan luka selama 6 hari dapat
mengurangi ukuran luka sebesar 51%. Sedangkan berdasar-kan hasil penelitian
Junaid (3) konsentrasi ekstrak lidah buaya dalam bentuk serbuk yang digunakan
untuk luka bakar adalah 0,2 %.
A.
Tanaman Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) dewasa ini
merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang
sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agribisnis dengan
prospek yang cukup menjanjikan. Hal tersebut mengingat potensi sumber daya alam
Indonesia yang telah terbukti sangat sesuai untuk budidaya tanaman lidah buaya,
yaitu seperti yang telah ditunjukkan dari pengalaman budidaya tanaman tersebut
di berbagai daerah terutama di pulau Jawa dan Kalimantan. Budidaya lidah buaya
di Kota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat mampu menghasilkan produksi 8.000
kg/ha, dengan bagian pelepah yang dipanen dapat mencapai 1,5 kg per pelepah dan
panjang pelepah mencapai 70 cm.
Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau
ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya agak
runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil,
permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai
yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan (jingga), Banyak di
Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang
pendek. Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan
sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang
selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul
dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat
disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan
memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini akan
muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita
dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang,
berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat sukulen (banyak mengandung air) dan
banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman
lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan
cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya
menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin, dengan
duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm, dengan berat
0,5 kg - 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga
Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul,
keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian
berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul
bila ditanam di pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut
yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 -
100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di
bagian atasnya.
Lidah buaya mempunyai kandungan zat gizi yang
diperlukan tubuh dengan cukup lengkap, yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E,
choline, inositol dan asam folat. Kandungan mineralnya antara lain terdiri dari
kalsium (Ca), magnesium (Mg), potasium (K), sodium (Na), besi (Fe), zinc (Zn)
dan kromium (Cr). Beberapa unsur vitamin dan mineral tersebut dapat berfungsi
sebagai pembentuk antioksidan alami, seperti vitamin C, vitamin E, vitamin A,
magnesium dan Zinc. Antioksidan ini berguna untuk mencegah penuaan dini,
serangan jantung dan berbagai penyakit degeneratif. Daun lidah buaya segar
mengandung enzim amilase, catalase, cellulase, carboxypeptidase dan lain -
lain. Selain itu, lidah buaya juga mengandung sejumlah asam amino arginin,
asparagin, asam aspatat, alanin, serin, valin, glutamat, treonin, glisin,
lisin, prolin, hisudin, leusin dan isoleusin.
B.
Manfaat
Lidah Buaya
Secara umum
bagian - bagian dari tanaman lidah buaya yang sering dimanfaatkan adalah :
1. Daun
dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun dalam bentuk ekstrak.
2. Eskudat
(getah daun yang keluar bila dipotong, berasa pahit dan kental) secara
tradisional biasanya digunakan langsung untuk pemeliharaan rambut, penyembuhan
luka dan sebagainya.
3. Gel
(bagian berlendir yang diperoleh dengan menyayat bagian dalam daun setelah
eksudat dikeluarkan), bersifat mendinginkan dan mudah rusak karena oksidasi
sehingga dibutuhkan proses pengolahan lebih lanjut agar diperoleh gel yang
stabil dan tahan lama.
4. Gel
lidah buaya mengandung karbohidrat tercerna, sehingga dapat digunakan sebagai
minuman diet. Gel lidah buaya tersusun oleh 96 persen air dan 4 persen padatan
yang terdiri dari 75 komponen senyawa berkhasiat. Khasiat hebat yang dimiliki
aloe vera sangat terkait dengan 75 komponen tersebut secara sinergis.
5. Selain
menyuburkan rambut, lidah buaya juga dikenal berkhasiat untuk mengobati
sejumlah penyakit. Di antaranya diabetes melitus dan serangan jantung.Seorang
peracik obat-obatan tradisional berkebangsaan Yunani bernama Dioscordes,
menyebutkan bahwa lidah buaya dapat mengobati berbagai penyakit. Misalnya
bisul, kulit memar, pecah-pecah, lecet, rambut rontok, wasir, dan radang
tenggorokan. Dalam laporannya, Fujio L. Panggabean, seorang peneliti dan
pemerhati tanaman obat, mengatakan bahwa keampuhan lidah buaya tak lain karena
tanaman ini memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh manusia. Hasil
penelitian lain terhadap lidah buaya menunjukkan bahwa karbohidrat merupakan
komponen terbanyak setelah air, yang menyumbangkan sejumlah kalori sebagai
sumber tenaga.
6. Dari
sekitar 200 jenis tanaman lidah buaya, yang baik digunakan untuk pengobatan
adalah jenis Aloevera Barbadensis miller. Lidah buaya jenis ini mengandung 72
zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Di antara ke-72 zat yang dibutuhkan tubuh itu
terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim,
hormon, dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri,
antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, anti peradangan, anti pembengkakan,
anti parkinson, anti aterosklerosis, serta anti virus yang resisten terhadap
antibiotik.
7. Lidah
buaya juga ada yang berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami. Misalnya
vitamin C, vitamin E, dan zinc. Antioksidan itu berguna untuk mencegah penuaan
dini, serangan jantung, dan beberapa penyakit degeneratif. Lidah buaya bersifat
merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Dalam lendir lidah buaya terkandung
zat lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kulit. Lendir ini akan
menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit. Hasilnya, kulit tidak
cepat kering dan terlihat awet muda.
8. Lidah
buaya bisa mengatasi bengkak sendi pada lutut, batuk, dan luka. Lidah buaya
juga membantu mengatasi sembelit atau sulit buang air besar karena lendirnya
bersifat pahit dan mengandung laktasit, sehingga merupakan pencahar yang baik.
Sumber :
Ida,
Nur dan Noer, Sitti Fauziah. 2012. Uji
Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera L.). Majalah Farmasi
dan Farmakologi. Vol. 16, No. 2-Juli 2012, Hal 79-84. Universitas Islam
Makassar.
Purwaningsih,
Dyah. 2015. Prospek dan Peluang Usaha
Pengolahan Produk Aloe vera L. Makalah Penelitian. UNY. Yogyakarta.
Gage,
D. dan Tara, E. 2008. Buku Pintar Terapi Aloe vera. Taramedia & Restu Agung.
Jakarta.
Furnawanthi,
I. 2002. Khasiat dan manfaat Lidah Buaya si Tanaman Ajaib. PT. Agro
Media Pustaka. Jakarta.
Junaid,
I. 2005. Uji Kestabilan Fisis Krim Luka Bakar Dari Ekstrak Pegagan (Centella
asiatica L. Urba) dan Serbuk Lidah Buaya (Aloe vera L. Burm) Menggunakan
Emulgator Anionik. Skripsi
Farmasi. Universitas Hasanuddin.
walaupun sering diidentikkan dengan perawatan rambut, ternyata lidah buaya memiliki manfaat yang sangat luas, dari perawatan rambut, perawatan wajah, pengobatan hingga berbagai makanan olahan lidah buaya.
ReplyDeletepuding lidah buaya