Egg Roll (Kue Kering)
Egg Roll merupakan jenis kue dengan ciri khas rasanya manis,
teksturnya renyah, bentuknya gulungan utuh, berlubang dan tidak pecah-pecah. Egg roll termasuk
jenis kue kering. Sesuai namanya,
dalam pembuatan egg roll menggunakan telur yang lebih banyak
dibandingkan bahan-bahan yang lain. Sebagian masyarakat mengenal kue egg
roll dengan nama kue semprong. Umumnya egg roll terbuat dari tepung
terigu, sedangkan semprong terbuat dari tepung beras dan menggunakan telur sedikit.
Egg roll memiliki
tekstur yang renyah dan mudah dicerna, sehingga disukai oleh masyarakat dari
berbagai kalangan usia, seperti anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia. Egg
roll biasanya digunakan untuk sajian tamu, cemilan sehari-hari, atau untuk oleh-oleh
(Purwanita, 2013).
Egg roll merupakan makanan ringan
yang cara pembuatannya dengan cara dipanggang kemudian digulung dengan alat
penjepit. Ciri khas dari egg roll ini adalah rasanya manis dan gurih,
teksturnya rapuh. Seiring berkembangnya waktu, egg roll kemudian dikenal sebagai
adonan manis, bertekstur kering, rapuh dan berbentuk seperti suling. Selain
bentuknya yang unik, dengan perpaduan rasa yg manis gurih dan renyah,
menjadikan egg roll banyak disukai anak-anak maupun dewasa. Aroma khas egg
roll berasal dari perpaduan bahan-bahan yang digunakan seperti telur,
margarin, susu dan vanili. Umumnya egg roll yang berada dipasaran
terbuat dari bahan dasar tepung terigu, telur dan margarin. Telur dan margarin
selain sebagai bahan dasar dalam adonan juga berfungsi untuk menambah nilai gizi
pada egg roll (Pradewi, 2013).
Peralatan yang digunakan dalam memproduksi Egg Roll, yaitu: mixer, kompor gas, tabung gas, pengukus, cetakan,
timbangan digital, sealer, baskom, loyang, pisau, sendok.
Proses produksi egg roll ada 2 jenis proses, yaitu menggunakan mesin dan
tenaga manusia. Proses yang mengggunakan mesin adalah pada saat pembuatan
adonan dan pengepresan kemasan. Proses produksi egg roll, yaitu sebagai berikut:
seleksi bahan,
pencampuran
adonan, pencetakan
egg roll, pendinginan egg roll,
dan pengemasan. Bahan tambahan yang digunakan sangat beragam dan
jumlah yang digunakan tidak sedikit. Bahan tambahan tersebut antara lain telur,
gula pasir, tepung terigu, margarin, susu bubuk, sagu, ovalet, santan dan pewarna
makanan. Dalam melakukan proses produksi dibutuhkan media bahan bakar yaitu gas
elpigi (Laksita dkk, 2013).
Berdasarkan syarat mutu kue kering SNI 01-2973-1992 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 1. Syarat
Mutu Kue Kering Menurut SNI 01-2973-1992
Kriteria
Uji
|
Klasifikasi
|
Kalori (Kal/100 g)
|
Min 400
|
Air (%)
|
Max 5
|
Protein (%)
|
Min 9
|
Lemak (%)
|
Min 9,5
|
Karbohidrat (%)
|
Max 70
|
Serat kasar (%)
|
Max 0,5
|
Abu (%)
|
Max 1,5
|
Logam berbahaya
|
Negatif
|
Bau dan rasa
|
Normal dan tidak tengik
|
Sumber : BSN 1992
Pradewi, Dayu. 2013. Perbedaan Kualitas Inderawi Egg Roll Dari Tepung Suweg dengan
Penambahan Daun Katuk yang Berbeda. Jurnal Penelitian No. 4, Vol. 2, Hal.
1-152. UNDIP. Semarang.
Purwanita, Ratna Sulistyani. 2013. Pembuatan Egg Roll Tepung Sukun (Artocarpus
Altilis) dengan Penambahan Jumlah Tepung Tapioka yang Berbeda. Jurnal
Penelitian No. 3, Vol. 1, Hal. 1-157. UNDIP. Semarang.
SNI. 1992. SNI Mutu dan Cara Uji Biskuit. SNI 01-2973-1992. Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta.
Laksita, Winda Desmawanti, Minar Ferichani, dan Aulia
Qonita. 2013. Analisis Nilai Tambaha Egg
Roll Ubi Ungu di Home Industry Shasa Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul.
Jurnal Agribisnis No. 1 Vol. 3 Hal. 1-11 Fakultas Pertanian. UNS. Surakarta.
Comments
Post a Comment