PENGOLAHAN BUAH NON FERMENTASI KRIPIK APEL
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A.
Definisi Apel
Apel adalah jenis buah-buahan, atau buah
yang dihasilkan dari pohon buah apel. Buah apel biasanya berwarna merah kulitnya jikamasak dan (siap dimakan), namun bisa juga
kulitnya berwarna hijau atau kuning. Kulit
buahnya agak lembek, daging buahnya keras. Buah ini memiliki beberapa biji di
dalamnya.Orang mulai pertama kali menanam apel di Asia Tengah.
Kini apel berkembang di banyak daerah di dunia yang suhu udaranya lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel budidaya
adalah keturunan dari Malus sieversii asalAsia Tengah,
dengan sebagian genom dari Malus
sylvestris (apel hutan/apel liar) (Iswahyudi, 2010).
B.
Aspek Budaya
Ada
lebih 7.500 kultivar apel yang diketahui sejauh ini[20] di wilayah beriklim sedang dan subtropis.
Kebanyakan kultivar apel ini ditanam untuk dimakan segar, dimasak atau
dijadikan cider. Apel untuk cider
biasanya terlalu masam dan sepat untuk dimakan segar, tetapi memberikan rasa
yang cukup memuaskan (dan tidak tertanding oleh apel segar) dalam cider.
Kultivar
apel komersial biasanya lembut tetapi renyah. Selain itu, apel komersial
memiliki kulit yang berwarna terang, tidak pirang, mudah diangkut, dapat
disimpan lama-lama, produksi tinggi, tahan penyakit, berbentuk 'Red Delicious', dan
terasa enak.
Apel
modern biasanya lebih manis dari kultivar lama karena rasa apel yang diinginkan
bervariasi menurut zaman. Kebanyakan orangAmerika Utara dan Eropa menggemari apel yang manis dan sedikit
asam, akan tetapi apel asam juga tidak sedikit peminatnya. Apel yang manis tanpa rasa asam
populer di Asia, khususnya di India.
Kultivar
apel lama biasanya berbentuk ganjil, serta memiliki berbagai tekstur dan warna.
Beberapa orang merasa bahwa apel lama lebih enak daripada kultivar modern, tetapi mengalami masalah lain yang
menjadi kurang sesuai untuk diperdagangkan, seperti hasil produksi yang rendah,
kerentanan terhadap penyakit, atau kurang tahan lama dalam penyimpanan atau
transportasi (Adrianto dkk, 2013).
C. Pembiakan apel
Di alam liar, pohon apel tumbuh cukup mudah dari
benih. Akan tetapi, seperti kebanyakan tanaman tahunan, apel
biasanya dibiakkan secara aseksual dengan cara okulasi,
karena kecambah apel merupakan sejenis "heterozigot ekstrem", yaitu tidak
mewarisi DNA dari induk untuk menghasilkan apel baru dengan sifat-sifat induk,
dan malah menjadi berbeda dengan induknya. Kebanyakan kultivar apel baru
memulai siklus hidup sebagai kecambah yang terjadi secara kebetulan atau
dibiakkan dengan menyilangkan kultivar yang memiliki ciri yang
diinginkan. Tumbuhan apel juga dapat mengalami mutasi genetik pada tiap
cabang pohonnya. Beberapa cabang yang termutasi dapat berkembang menjadi varian
yang lebih baik daripada batang induknya. Beberapa diantaranya bahkan dapat
dikatakan sebagai jenis pohon apel yang baru (Iswahyudi, 2010)..
Penanam apel menghasilkan apel yang lebih kuat
melalui proses penyilangan. Misalnya, sejak 1930-an, Excelsior
Experiment Station di Universitas Minnesota telah memperkenalkan
kultivar apel kuat penting yang ditanam secara luas di seluruh negeri Minnesota dan Wisconsin,
baik secara komersial maupun pribadi. Contoh kultivar-kultivar baru itu
adalah Haralson, Wealthy,
Honeygold, dan Honeycrisp.
Apel telah diaklimatisasi di Ekuador pada
ketinggian yang sangat tinggi. Di wilayah tersebut, tanaman apel berbuah dua
kali per tahun karena kondisi beriklim sedang sepanjang tahun.
D. Pematangan dan pemetikan
Kultivar
apel bervariasi dalam hasil dan ukuran pohonnya, walaupun tumbuh dalam batang bawah yang sama. Ada beberapa kultivar, yang
jika dibiarkan tanpa dipangkas, pohonnya akan tumbuh menjadi sangat besar,
sehingga dapat berbuah lebih banyak, tetapi menyulitkan pemetikan. Pohon yang
matang biasanya mampu berbuah 40–200 kilogram apel setiap tahun. Buah apel
dipetik dengan menggunakan tangga yang dirancang sesuai dengan dahan pohon.
Pohon kerdil dapat berbuah 10–80 kilogram apel setiap tahunnya (Iswahyudi, 2010).
E. Penyimpanan
Buah
apel untuk tujuan komersial dapat disimpan selama berbulan-bulan dalam kamar
beratmosfer terkontrol untuk menunda dimulainya proses pematangan yang teraruh
olehetilena.
Buah-buah apel biasanya disimpan dalam ruangan yang memiliki karbon dioksida yang lebih kental dengan pengembungan
udara yang tinggi untuk mencegah peningkatan konsentrasi etilena serta
memperlambat proses pematangan. Buah apel masih melanjutkan proses pematangan
meskipun telah dipetik. Untuk
penyimpanan dalam rumah, kebanyakan jenis apel dapat disimpan selama sekitar
dua minggu bila disimpan di bagian paling dingin dalam kulkas (yaitu di bawah
5° C). Ada juga kultivar apel yang lebih tahan lama, seperti Granny Smith dan Fuji (Adrianto
dkk, 2013).
BAB III
PEMBAHASAN
Apel ialah jenis buah,
atau pohon yang menumbuhkan pohon ini. Buah apel biasanya merah di luar saat
masak (siap dimakan), namun bisa juga hijau atau kuning. Orang mulai pertama
kali menanam apel di Asia Tengah. Kini apel berkembang di banyak daerah di dunia
yang lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel budidaya adalah
keturunan dari Malus sieversii asal Asia Tengah, dengan sebagian genom dari
Malus sylvestris (apel hutan/apel liar).
Kebanyakan apel bagus
dimakan mentah-mentah (tak dimasak), dan juga digunakan banyak jenis makanan
pesta. Apel dimasak sampai lembek untuk membuat saus apel. Apel juga dibuat
menjadi minuman sari buah apel, manisan, kripik, dan
masih banyak lagi.
Keripik apel
merupakan salah satu pangan olahan yang bisa kita olah dari buah apel. Untuk mengolah buah apel sebenarnya banyak sekali
pilihan yang bisa kita pilih seperti pie apel, jus apel, dan manisan apel.
Selain itu juga kita bisa mengolahnya menjadi
keripik apel. Untuk membuat keripik apel caranya sangat mudah. Hanya saja
selama ini kita belum mengetahuinya sehingga kita menganggap cara membuat
keripik apel itu sulit. Untuk membantu anda semua mempelajari cara membuat
keripik apel, silahkan saja anda baca beberapa langkah cara membuat keripik
apel berikut ini. Bahan yang dapat digunakan apel segar 1 kg dan minyak
goring 400 ml yang masih baru. Kupaslah
kulit buah apel segar menggunakan pisau hingga bersih, atau juga bisa
menggunakan alat pengupas buah agar lebih cepat. Cucilah
buah apel yang telah dikupas dengan air bersih. Iris
apel tipis-tips menggunakan pisau, atau bisa juga menggunakan alat pengiris
yang memang di khususkan untuk membuat keripik agar lebih cepat.
Selanjutnya rendamlah kembali irisan buah apel
pada air bersih selama 30 menit. Setelah warna kecoklatan pada irisan apel sudah agak pudar maka
angkatlah irisan apel dari rendaman. Masukkan irisan apel kedalam penggorengan selama
1 jam, agar hasil lebih baik ada baiknya menggunakan vacuum frying.
Angkatlah keripik apel yang telah di goreng
kemudian tiriskan. Agar hasil penirisan lebih baik, bisa menggunakan mesin
peniris. Selanjutnya dinginkan keripik apel pada suhu normal atau suhu ruangan. Keripik apel telah jadi dan siap dihidangkan di tengah-tengah keluarga
anda tercinta. Untuk penyimpanan, simpanlah keripik apel di
tempat yang kedap udara agar kerenyahannya tetap terjaga (Kamsiati, 2010).
Dengan adanya vitamin,
mineral serta unsur-unsur lainnya dalam buah apel, menjadikannya tergolong
sebagai tanaman obat,
dan dapat memberikan sejumlah manfaat untuk kesehatan.
Manfaat buah apel diantaranya
: Serat dalam buah apel dapat
membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan, menghindarkan dari serangan
diare/ konstipasi. Serat ini juga berguna untuk mengurangi lemak dan kolesterol
tubuh, sehingga baik dijadikan menu dalam program diet anda. Mengkonsumsi buah apel
dengan cara di gigit dan dikunyah dapat meningkatkan produksi air liur dalam
mulut.
Hal ini dapat menurunkan
tingkat bakteri dalam mulut,serta dapat melindugi gigi dari kropos serta
penyakit gusi.
Kandungan anti oksidan
dalam buah apel dapat meningkatkan kekebalan tubuh dari radikal bebas negatif. Melindungi mata dari
penyakit katarak. Menurunkan resiko terserang Alzheimer pada otak. Kulit apel bermanfaat
untuk menghambat tumbuhnya sel-sel kanker pada payudara, lever, serta usus
besar. Kandungan
gizi kripik buah yang diproses dengan alat penggoreng sistem hampa tidak jauh
berbeda dengan keadaan buah segar, karena diproses dengan menggunakan suhu
rendah.
Hasil analisis kandungan gizi per 100 g kripik buah sebagai berikut:
total gula : 31,7 g, protein : 3,0 g, lemak : 8,6 g, serat : 4,1 g, vitamin :
63,3 mg, kalori :216,4 kkal, air :5.5 g. Dalam
sebuah penelitian, terbukti bahwa dalam satu buah apel memilik khasiat yang sangat bermanfaat bagi tubuh
kita. Apel memiliki kandungan vitamin, mineral serta masih banyak unsure lain
yang terkandung dalam buah apel ini, diantaranya adalah fitokimian, serat,
tannin, baro, asam tartar dan masih banyak lagi kandungan yang terdapat dalam
buah apel ini (Rosida, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto,
Hebert, dkk. 2013. Biosistematika Varietas pada Apel (Malus sylvestris L.) di Kota Batu Berdasarkan Morfologi. Jurnal
Teknologi Pertanian Volume 5 No. 6 Halaman 1-9. UNAIR. Surabaya.
Iswahyudi,
Catur. 2010. Prototype Aplikasi untuk
Mengukur Kematangan Buah Apel berdasar Kemiripan Warna. Jurnal Teknologi,
Volume 3 Nomor 2 107-112. AKPRIND. Yogyakarta.
Kamsiati,
Elmi. 2010. Peluang Pengembangan
Teknologi Pengolahan Keripik Buah dengan menggunakan Penggoreng Vakum.
Jurnal Litbang Pertanian, 29(2), 2010. Palangkaraya.
Comments
Post a Comment